
"Kita usahakan tidak naik," celoteh Direktur primer Pertamina Dwi Soetjipto kepada wartawan pada Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (22/lima/2015).
Dwi mengungkapkan, pihaknya terus memantau perkembangan harga minyak ketika ini, terutama harga Mean of Platts Singapore (MOPS) dan kurs dolar. Kalaupun harga menaikkan harga BBM non subsidi, beliau memastikan kenaikan harganya tak membebani masyarakat.
"Nanti kita lihat semoga kenaikan harga minyak dunia tidak terlalu membebani," sambungnya.
Sebelumnya, pemerintah tidak lagi melakukan penyesuaian harga bensin Premium dan solar subsidi tiap satu bulan sekali, melainkan tiap tiga atau enam bulan sekali. Hal ini buat menghindari gejolak di warga .
"Kita tidak mau harga Premium & Solar setiap sebulan atau dua minggu sekali naik-turun, khawatir menimbulkan gejolak," ujar Menteri ESDM Sudirman Said ditemui pada tempat kerja Kementerian Keuangan, Jakarta, Kemarin.
Sudirman mengatakan, rentan waktu penyesuaian harga bahan bakar minyak tersebut antara 3 atau enam bulan sekali.
"Kita belum putuskan, ini bukan ragu-ragu, akan tetapi masih mencari bagaimana pola terbaik, belum final, kita masih koordinasikan," ungkapnya.
Ia mengklaim, bahwa PT Pertamina (Persero) tak akan rugi dalam pendistribusian Premium & Solar. Karena semua kerugian akan dikompensasi dengan penetapan harga baru.
"jikalau sekarang Pertamina masih minus, nanti minusnya dibukukan, nanti pada waktunya akan dikompensasikan dengan harga yang baru," tutur mantan Direktur utama PT Pindad (Persero) ini.
0 comments:
Post a Comment