
Jakarta -dalam kuartal I-2105, perekonomian Indonesia diprediksi tumbuh 4,83%. Ini lebih rendah dari kuartal IV-2014 yang masih bisa tumbuh pada atas 5%. Data sektor industri menerangkan, perekonomian melambat.
Dalam keterangan mampu berdiri diatas kaki sendiri Sekuritas, Kamis (30/4/2015), terdapat indikasi pelemahan konsumsi tempat tinggal tangga, yang merupakan komponen utama dengan porsi 57% terhadap PDB riil. Terdapat penurunan penjualan mobil & motor masing-masing 14% dan 19% dalam setahun ini, dan pelemahan penjualan beberapa emiten ritel pada kuartal I-2015.
Bank Indonesia juga sudah menurunkan prediksi pertumbuhan di 2015 ke ambang batas bawah sasaran 5,4%-lima,8%.
Laju konsumsi sepenjang kuartal I-2015 turun, terlihat dari penurunan pendapatan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 9,6% pada kuartal I-2015. Penurunan ini melebihi penurunan ketika krisis dunia 2009 lalu, yang mencapai 7,9%.
lemahnya rupiah, harga komoditas yang rendah, dan inflasi yang meningkat waktu harga BBM domestik naik juga menjelaskan pelemahan konsumsi.
Investasi bangunan selama kuartal I-2015 melambat. terlihat dari turunnya konsumsi semen 3,2%. Sementara investasi pemerintah lamban, akibat revisi anggaran yang baru disetujui di Januari 2015.
Realisasi belanja modal atau investasi pemerintah di kuartal I-2015 hanya Rp 3,9 triliun atau 1,4% dari sasaran setahun. Ini lebih tidak baik dari periode yang sama tahun lalu. penyerapan anggaran di kuartal I-2014 ialah Rp 7,8 triliun atau 4,9% dari sasaran tahun itu. Hal itu karena pemerintah masih melakukan tender proyek.
0 comments:
Post a Comment